Agustus 20, 2008

"tak bertuan"

'tika kita tidak bertuan,
melaju liar tanpa tujuan.
tanpa tau kapan kembali,
hilangnyapun tak di cari.

"aku yang tak mau kalah"

habis hangus badanku oleh apimu
namun tetap saja kau tak pernah menghirau
dengan apalagi 'ku bisa meraihmu
seribu kata juga tak cukup bagimu

kalau kau menyuruh aku pergi
baik, baik, aku akan pergi
tapi tidak sekarang, nanti
setelah 'ku bisa membawa hatimu lari

kau yang tertinggal sibuk sendiri
memburuku mengejarku tuk mengambil hatimu yang hilang
tapi ku tak perduli semakin menjauh darimu aku berlari
biar mampus kau hangus terbakar oleh orang yang dulu kau buang

ha..ha..
aku yang dulu kalah
takkan pernah mau mengalah

"belum berjudul"

dalam hidup ada sebuah realita,
membuat menjadi sebuah cerita.
dalam diri ada sebuah daya,
membuat menjadi sebuah cita,.

"cerita dari masjid"

aihh..
cukup lama aku tak pernah sembahyang
baru tadi aku datang ke masjid dekat rumah
aneh sendiri badan terasa gamang
baru sadar selama ini aku menyalah

tapi,
bukan itu yang membuatku gemetar
ada rasa lain yang baru tadi kulihat
seorang anak, dengan kursi roda berjalan datar
masuk ke masjid penuh dengan semangat

ya Tuhan...
itu badan sudah lemah berdiri tak mampu
setebal lidi tulangnya, setipis kertas kulitnya
itu liur mengucur deras, mengucur deras dari mulutnya
tertunduk kepala tangan tak mampu menumpu

adik,..
kondisi begitu tak surut engkau beribadah
badan lemah terkulai bukan jadi halanganmu
api di matamu membakar menampar seluruh aku
dimana aku selama ini, saat berkumandang panggilan ibadah

dan tau,
saat semua beranjak berdiri memulai ibadah
dia tetap disampingku, tetap terkulai
terkulai dalam ibadah

Medan, 150808

"limbung"

segala yang kulihat mengabur,
tanpa ada satu yang menyala,
sesaat,..hilang segala kata.
hanya ratap, dan rintih di tepi kubur.

sungguhpun aku masih berbicara,
hanya kiasan tanpa makna.
terdengar azan berkumandang di telinga

kupaksa diri bangkit tuk beribadah
menghadap Tuhan yang katanya Maha Pemurah

Berdo'a 'ku diatas segala kata..

Agustus 14, 2008

"Yang Tersingkap"

pedih kembali,
aku bersiap.
tak ada ombak tak berakhir.

hegh....lucu benar..

terkait, terikat kosong
bersama kepicikan.

terbiasa aku terhempas,
mlawan tak terpenuh.
kupegang tanganmu,membawa
aku kepada bimbang.

tertatih payah sungguh aku
berkelibat bersama lingkaran
hidup.

menawar sakit menjadi suka.
terlaku ku
tertawa kucoba dalam terpuruk.
tertindas,...
bangkitkan aku,..

"MERDEKA benarkah?"

apa kabar bapak berdasi,
yang berada di gedung tinggi,
masih samakah seperti yang lalu,
yang ku tahu, yang tak punya malu.

ini negeri sudah merdeka bapak,
yahh,..semakin merdeka, semakin mencekik.

hari merdeka hanya sebuah lagu kenangan,
hari merdeka hanya gengsi kesombongan,
hari merdeka hanya sebatas lamunan.

ingatkah engkau pada kaum kecil terbuang,
dimana mereka merintih, engkau malah berdendang.

"MERDEKA" hanya sebuah kata,
yang ada malah banyak yang mencela,
dibilang merdeka, tapi serasa masih di penjara.

apa kabar bapak berdasi,
yang berada di gedung tinggi,
masih samakah seperti yang lalu,
yang ku tahu, yang tak punya malu.

coba lihat kebawah,
kepada pakaian, kepada sepatu kebanggaanmu..
pikir sejenak,..siapakah yang membuat??
ha..ha..
yang pasti oleh orang-orang kecil yang terlupakan
olehmu..

engkau sedih/malu jika berjalan tak bersepatu,
pernahkah 'kau berpikir,...
bagaimana perasaan orang yang tak berkaki.

bapak berdasi, tak sadarkah engkau,
masih smakah seperti yang lalu,
yang kutahu, yang tak punya malu..

sebelum 'kau berkata "MERDEKA" dengan lantang,
marilah bersama kita merdekakan dahulu kerabat-kerabat
kecil kita yang terbuang...